Tuntunan Mudah Shalat Gerhana By James Wolf May 07, 2018 Add Comment Edit shalat gerhana matahari dan bulan secara praktis. Sebagaimana telah diinformasikan bahwa pada hari Rabu, 9 Maret 2016 akan terjadi gerhana Matahari total di sebagian wilayah Indonesia. Umat Islam, tidak terkecuali para guru dn penerima didik, disunnahkan untuk melakukan shalat gerhana ata yang disebut dengan shalat Kusuf. Baca juga: SK Dirjen Pendis Pedoman MA Program Keterampilan Pertama sekali yang perlu diketahui oleh pembaca setia Situs , Pendidikan dan Kemenag wacana Tuntunan dan tata cara Mudah Shalat Gerhana yaitu bahwa dalam pelaksanaannya tidak dibedakan antara shalat gerhana matahari dan shalat gerhana bulan. Keduanya sama-sama dikerjakan dua raka’at dengan masing – masing raka’at dua ruku’ dan dua sujud. Kedua, yaitu shalat gerhana dilaksanakan di masjid atau mushalla, tanpa azan maupun iqomah sebelumnya, hanya panggilan “Asholatu Jamiah”. Pengumuman wacana shalat gerhana sanggup dikumandangkan di pasar-pasar maupun jalan-jalan dan tempat-tempat lain untuk memberitahukan kepada masyarakat luas. Baca juga: Kisi-Kisi Ujian Praktek UAMBN Tahun Pelajaran 2015/2016 Untuk MTs Dan MA Ketiga, shalat gerhana dimulai ketika mulai terjadinya gerhana dan berakhir ketika gerhana berakhir. Dan apabila telah purna shalat gerhananya tetapi gerna belum berakhir maka disunnahkan untuk memperbanyak dzikir dan meminta ampun kepada Allah hingga berakhirnya gerhana. Keempat, memanjangkan shalat, baik ketika berdiri, ruku’ ataupun sujud. Panjang berdirinya shalat gerhana kurang lebih sepanjang membaca surat Al-Baqarah. Kelima, raka’at kedua dikerjakan lebih pendek dari raka’at yang pertama. Keenam, aturan shalat gerhana yaitu sunnah. Secara ringkas Tuntunan Mudah Shalat Gerhanadapat di urutkan sebagai berikut : Berniat. Niat terletak di dalam hati dan tidak perlu dilafadzkan. Hal ini dikarenakan melafadzkan niat tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Bahkan Nabi tidak pernah mengajarkan lafadz niat pada shalat tertentu kepada para sahabat. Takbiratul ihram yaitu bertakbir untuk pertama kali guna mengawali shalat sebagaimana shalat biasa. Membaca do’a iftitah sebagaima do’a iftitah dalam shalat maktubah. Membaca surat Al Fatihah dengan diawali berta’awudz. Membaca ayat al-Qur’an yang panjang. Dapat dipilih surat Al-Baqarah misalnya. Kemudian ruku’ dengan memanjangkannya. Kemudian bangun dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD” Setelah i’tidal kembali membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Lalu ruku’ untuk yang kedua, yang lebih pendek dari ruku’ sebelumnya. Kemudian bangun dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD” Kemudian mengerjakan dua sujud sebagaimana shalat maktubah tetapi dikerjakan dengan panjang. Selanjutnya bangun dari sujud untuk mengerjakan raka’at kedua. Raka’at dikerjakan ibarat halnya raka’at pertama, namun bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari raka’at pertama. Selesai mengerjakan raka’at kedua dilanjutkan dengan duduk tasyahud dengan bacaan ibarat shalat yang lain. Salam. Terakhir yaitu berkhutbah kepada para jama’ah yang berisi ajuan untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak. Baca juga: Surat Edaran Pakaian Dinas ASN Kemanag 2016 Demikian tuntunan, tata cara, dan panduan urutan shalat gerhana, baik kusuf, khusuf: matahari atau bulan, secara simpel dan mudah. Share this post
0 Response to "Tuntunan Mudah Shalat Gerhana"
Post a Comment