-->

Juknis Pinjaman Profesi Guru (Tpg) Kemdikbud 2019

 perihal Kriteria Penerima dan Mekanisme Penyaluran JUKNIS TUNJANGAN PROFESI GURU (TPG) KEMDIKBUD 2019

Untuk memahami Juknis Penyaluran TPG Guru Tahun 2019 kita sanggup membaca Lampiran 1 Permendikbud Nomor 33 Tahun 2018 perihal Kriteria Penerima dan Mekanisme Penyaluran  Tunjangan Profesi  Guru (TPG). Juknis TPG ini dinyatakan berlaku semenjak tahun 2018 namun tetap berlaku sebagai Juknis Penyaluran Tunjangan Profesi Guru (TPG) Tahun 2019 selama belum diterbitkan aturan yang gres yang menggantikan aturan ini. Sebagaimana di ketahui Juknis TPG ini merupakan pengganti aturan sebelumnya yakni Permendikbud Nomor 10 Tahun 2018.

Selengkapnya berikut ini Petunjuk Teknis (Juknis) Penyaluran Tunjangan Profesi Guru (TPG) Tahun 2019 mengacu pada Permendikbud Nomor 33 Tahun 2018.

A.  Tujuan  Penyaluran Tunjangan Profesi bertujuan untuk:
1.  memberi  penghargaan  kepada  Guru  PNSD  sebagai  tenaga profesional  dalam  melaksanakan  sistem  pendidikan  nasional  dan mewujudkan  tujuan  pendidikan  nasional,  yaitu  berkembangnya potensi  peserta  didik  agar  menjadi  manusia  yang  beriman  dan bertakwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  berakhlak  mulia,  sehat, berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri,  serta  menjadi  warga negara  yang demokratis dan bertanggung jawab; 
2.  mengangkat martabat Guru PNSD, meningkatkan kompetensi Guru PNSD,  memajukan  profesi  Guru  PNSD,  meningkatkan  mutu pembelajaran,  dan  meningkatkan  pelayanan  pendidikan  yang bermutu; dan
3.  membiayai  pelaksanaan  kegiatan  pengembangan  keprofesian berkelanjutan  yang  mendukung  pelaksanaan  tugas  sebagai Guru PNSD profesional.

B.  Kriteria Penerima Tunjangan Profesi berdasarkan Juknis Penyaluran Tunjangan Profesi Guru (TPG) Tahun 2019 mengacu pada Permendikbud Nomor 33 Tahun 2018.
Kriteria Guru PNSD akseptor Tunjangan Profesi sebagai berikut:
1.  berstatus  sebagai  Guru  PNSD  yang  diangkat  oleh Pemerintah Daerah  dan mengajar  pada sekolah  yang  diselenggarakan  oleh Pemda yang tercatat pada Dapodik;
2.  aktif mengajar  sebagai guru  mata  pelajaran/Guru  kelas  atau  aktif membimbing  sebagai  guru  bimbingan  konseling/guru  teknologi informasi  dan  komunikasi,  pada  satuan  pendidikan  yang  sesuai dengan peruntukan Sertifikat Pendidik yang dimiliki;
3.  mempunyai satu atau lebih akta pendidik;
4.  mempunyai Nomor  Registrasi  Guru  (NRG)  yang  diterbitkan  oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 
5.  memenuhi beban  kerja Guru  PNSD  sesuai  dengan  ketentuan peraturan perundang-undangan;
6.  mempunyai nilai  hasil  penilaian  kinerja  paling  rendah dengan  sebutan “Baik”; 
7.  mengajar di  kelas  sesuai  rasio  Guru  dan  siswa  sesuai  dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
8.  tidak beralih status dari Guru, Guru yang diberi kiprah sebagai kepala satuan pendidikan, Guru yang mendapat kiprah embel-embel atau Guru yang diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan; dan
9.  tidak  terikat  sebagai  tenaga  tetap  pada  instansi  selain  satuan pendidikan  bagi Guru  PNSD atau  dinas  pendidikan  bagi  pengawas sekolah.

Ketentuan pada angka 1 hingga dengan angka 9 berlaku juga bagi:
1.  guru  yang  mengikuti  program  Pengembangan  Keprofesian Berkelanjutan  (PKB)  dengan  pola  Pendidikan  dan Pelatihan (Diklat) paling banyak 100 (seratus) jam (14 hari kalender) dalam bulan  yang  sama,  dan  mendapat  izin/persetujuan  dari  dinas pendidikan setempat;
2.  Guru  berstatus  CPNSD,  maka  tunjangan  profesinya  dibayarkan sebesar 80% (delapan puluh persen) dari honor pokoknya;
3.  Guru PNSD dalam golongan ruang II;
4.  PNSD  dalam  golongan  ruang  II,  III,  atau  IV  yang  diberi  kiprah mengajar pada satuan pendidikan, maka pemberian profesinya akan dibayarkan setelah  ada  perubahan  menjadi  jabatan  fungsional  guru berdasarkan Surat Keputusan dari Badan Kepegawaian Negara; dan
5.  Guru PNSD yang berdasarkan kepentingan nasional dan merupakan Guru  Garis  Depan  (GGD), sanggup serta  merta menerima  Tunjangan Profesi selama 2  (dua)  tahun sejak  yang  bersangkutan bertugas  di lokasi  penempatan  pada  bulan tahun  berkenaan,  dan/atau  sesuai dengan  ketersediaan  Anggaran  Pendapatan  Belanja  Negara  (APBN).  Selanjutnya,  GGD  tersebut  tetap  menerima  Tunjangan  Profesi  pada tahun  ketiga  dan  seterusnya  apabila  yang  bersangkutan  memenuhi kriteria akseptor Tunjangan Profesi.

C.  Mekanisme Penyaluran Tunjangan Profesi
1.  Sumber Data
Data  yang  dipakai sebagai  dasar  penerbitan Surat  Keputusan Penerima  Tunjangan  Profesi  (SKTP) yakni Data  Pokok  Pendidikan (Dapodik) kekinian. 

2.  Sebelum Penerbitan SKTP
a.  Operator  sekolah  menginput dan/atau  memperbarui data Guru PNSD  dengan  benar  melalui  aplikasi  Dapodik,  terutama  data sekolah  induk,  beban  kerja,  golongan/masa  kerja,  NUPTK, tanggal lahir, dan status kepegawaian (PNS/bukan PNS).
b.  Guru PNSD wajib memastikan bahwa data yang akan dikirimkan ke dapodik telah  diinput  dan/atau diperbaiki  oleh  operator sekolah dengan benar. 
c.  Data Guru PNSD yang diinput dan/atau diperbaiki oleh operator sekolah  sepenuhnya  menjadi  tanggungjawab  masing-masing Guru PNSD.
d.  Guru PNSD dan dinas pendidikan sesuai dengan kewenangannya dapat  mengakses data Guru  PNSD secara daring  (online) pada info  Guru  dan  Tenaga  Kependidikan  (info  GTK)  yang  sanggup diakses melalui website dan aplikasi smartphone.
e.  Apabila  data  yang  ditampilkan  pada info  GTK  masih  terdapat kesalahan,  maka  Guru  PNSD  dapat  memperbaiki  melalui Dapodik sebelum SKTP Guru PNSD yang bersangkutan terbit.
f.  Guru  PNSD  wajib  memberikan  bukti  cetak/print  out info  GTK yang  sudah  tertulis  “status  validitas  data  tunjangan  profesi VALID”  pada  bagian  atas  laman  info  GTK  dan  telah ditandatanganinya  kepada  dinas  pendidikan  sesuai  dengan kewenangannya.  Guru  PNSD  memastikan  nominal  gaji  pokok terakhir dengan benar.
g.  Informasi  pada  info  GTK  telah  dinyatakan  kebenarannya  dalam Surat  Pertanggungjawaban  Mutlak  (SPTJM) yang  telah  disetujui oleh kepala sekolah pada ketika sinkronisasi Dapodik.
h.  Guru PNSD dan operator sekolah melaksanakan proses penginputan dan/atau perbaikan data dengan ketentuan sebagai berikut:
1)  mulai  dari  bulan  Januari  sampai  dengan  akhir  bulan Februari tahun  berkenaan  untuk  pembayaran  pemberian profesi semester I tahun berkenaan; dan
2)  mulai  dari  bulan  Juli  sampai  dengan  akhir  bulan  Agustus tahun  berkenaan  untuk  pembayaran  tunjangan  profesi semester II tahun berkenaan.
i.  Dinas  pendidikan  sesuai  dengan  kewenangannya  mengusulkan data Guru  PNSD yang  berhak  mendapatkan  tunjangan  profesi melalui  Sistem  Informasi  Manajemen  Tunjangan  (SIM-Tun) apabila:
1)  info  GTK Guru  PNSD bersangkutan telah  valid  sebagaimana dimaksud  pada  abjad f.  Dinas  pendidikan  sesuai  dengan kewenangannya memastikan  nominal  gaji  pokok  terakhir Guru PNSD yang bersangkutan sudah benar.
2)  Guru  PNSD  bersangkutan hadir  dan telah  melaksanakan tugasnya  di  sekolah sesuai  dengan  ketentuan  peraturan perundang-undangan.
j.  Dinas  pendidikan sesuai  dengan  kewenangannya  melaksanakan verifikasi  dan validasi  data  pada  akhir  bulan  Maret  dan simpulan bulan September pada semester tahun berkenaan sebelum SKTP terbit.
Dengan  demikian  tidak  ada  lagi  pemberkasan  yang  dilakukan  oleh dinas pendidikan selain yang  diatur  dalam  Peraturan  Menteri  ini terkait dengan penyaluran Tunjangan Profesi Guru PNSD.

3.  Penerbitan dan Penyampaian SKTP
a.  Kementerian  melalui Direktorat  Jenderal  Guru  dan  Tenaga Kependidikan  (Ditjen GTK)  menerbitkan SKTP  berdasarkan usulan  dari dinas  pendidikan sesuai  dengan  kewenangannya setelah  dilakukannya  proses  verifikasi dan  validasi sebagaimana dimaksud pada angka 2. 
b.  SKTP  diterbitkan sebanyak 2  (dua)  tahap  dalam  satu  tahun dengan ketentuan sebagai berikut.
1)  SKTP Tahap  1 (satu) terbit dimulai  pada bulan Maret  pada tahun  berkenaan,  berlaku  untuk pembayaran  pemberian profesi  semester  I  pada bulan  Januari  sampai  dengan bulan Juni (6 bulan) tahun berkenaan; dan
2)  Sedangkan SKTP tahap  2  (dua)  terbit  dimulai pada  bulan September  pada  tahun  berkenaan,  berlaku  untuk pembayaran  tunjangan  profesi  semester  II  pada  bulan Juli hingga dengan bulan Desember (6 bulan) tahun berkenaan.
c.  SKTP yang  diterbitkan oleh Kementerian dapat  diunduh oleh dinas pendidikan sesuai dengan kewenangannya melalui aplikasi SIM-Tun.

4.  Aplikasi Kehadiran Guru dan Tenaga Kependidikan (Hadir GTK)
a.   Aplikasi  Hadir  GTK merupakan  aplikasi  yang  dirancang  untuk mempercepat proses pembayaran Tunjangan Profesi.
b.   Pencatatan  kehadiran Guru  PNSD  dilakukan  secara  daring (online)  melalui  aplikasi  Hadir  GTK  yang  terdapat  pada laman http://hadir.gtk.kemdikbud.go.id. 
c.   Tata cara penggunaan aplikasi Hadir GTK diatur dalam pedoman penggunaan  aplikasi  Hadir  GTK  yang  dapat  diunduh  di  laman http://hadir.gtk.kemdikbud.go.id.  
d.   Aplikasi Hadir GTK efektif berlaku pada tahun anutan 2018-2019.
e.   Dinas  pendidikan  sesuai  dengan  kewenangannya  sanggup mengunduh  hasil  rekapitulasi  kehadiran  GTK  melalui  aplikasi Hadir GTK.
Bagi  satuan  pendidikan  yang  berada  di  daerah  khusus  yang  sulit untuk  mendapatkan  jaringan  internet  tidak  diwajibkan  untuk memakai Aplikasi Hadir GTK ini. 

5.  Cuti Guru PNSD
Ketentuan perihal Guru tetap mendapatkan TPG selama Cuti berdasarkan Petunjuk Teknis (Juknis) Penyaluran Tunjangan Profesi Guru (TPG) Tahun 2019. Guru  PNSD  yang  sedang  cuti  sesuai  dengan  ketentuan  dalam Peraturan  Kepala  BKN  Nomor  24  Tahun  2017  tentang  Tata  Cara Pemberian  Cuti  Pegawai  Negeri  Sipil  berhak  untuk  mendapatkan Tunjangan Profesi dengan ketentuan sebagai berikut:

a.  Cuti Tahunan
PNS yang menduduki jabatan guru PNSD yang mendapat liburan menurut  peraturan  perundang-undangan,  disamakan  dengan PNS yang telah menggunakan  hak cuti tahunan.  Hal ini berarti mengambil liburan bagi Guru PNSD sama dengan mengambil cuti tahunan bagi Guru PNSD.

b.  Cuti Haji
Guru  PNSD  yang  melaksanakan  ibadah  haji,  berhak  untuk mendapatkan cuti haji apabila yang bersangkutan melaksanakan ibadah  haji  untuk  pertama  kalinya  dengan  melampirkan  kegiatan keberangkatan/kelompok  terbang  (kloter)  yang  dikeluarkan  oleh instansi  yang  bertanggung  jawab  dalam  penyelenggaraan  haji. Guru  PNSD  yang  bersangkutan  harus  mengajukan  permintaan secara  tertulis dan  mendapat  persetujuan  dari  pejabat  yang berwenang menawarkan cuti.

c.  Cuti sakit
Guru  PNSD  yang  sakit  1  (satu)  hari  sampai  dengan  14  (empat belas)  hari  dalam  1  (satu)  bulan  berhak  atas  cuti  sakit,  dengan ketentuan  bahwa  PNS  yang  bersangkutan  harus  mengajukan permintaan  secara  tertulis  dan  mendapat  persetujuan  dari pejabat  yang  berwenang  memberikan  cuti  dengan  melampirkan surat keterangan dari dokter pemerintah.

d.  Cuti Ibadah Keagamaan
Guru  PNSD  dapat  melaksanakan  ibadah  keagamaan  menyerupai umrah  pada  saat  liburan  akademik,  namun  apabila  tidak memungkinkan  melaksanakan  ibadah  umrah  pada  saat  liburan akademik,  maka  Guru  PNSD  dapat  mengajukan  cuti  ibadah keagamaan paling  banyak  14  (empat  belas)  hari  dalam  1  (satu) tahun  dengan  ketentuan  bahwa  Guru  PNS  yang  bersangkutan harus  mengajukan  permintaan  secara  tertulis  kepada  pejabat yang berwenang menawarkan cuti.  Pejabat yang berwenang wajib memperhatikan  keberlangsungan  proses  kegiatan  berguru mengajar dalam menawarkan cuti ibadah keagamaan.

e.  Cuti Melahirkan
1)  Guru  PNSD  dapat  mengajukan  permintaan  secara  tertulis dan  mendapat  persetujuan cuti  melahirkan  anak  pertama sampai  dengan  kelahiran  anak  ketiga  pada  saat  menjadi PNSD, dari pejabat yang berwenang menawarkan cuti.
2)  Lamanya cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada angka 1) yakni 3 (tiga) bulan.

f.  Cuti Alasan Penting 
Guru  PNSD  dapat  menggunakan  cuti  alasan  penting  sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Kepala BKN Nomor 24 Tahun 2017  tentang  Tata  Cara  Pemberian  Cuti  Pegawai  Negeri  Sipil paling usang 1 (satu) bulan dengan ketentuan bahwa Guru PNSD yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis dan  mendapat  persetujuan  dari  pejabat  yang  berwenang menawarkan cuti.

 perihal Kriteria Penerima dan Mekanisme Penyaluran JUKNIS TUNJANGAN PROFESI GURU (TPG) KEMDIKBUD 2019

6.  Kekurangan bayar akhir Kenaikan Gaji Berkala dan/atau Kenaikan Pangkat/Golongan
a.  Apabila terdapat  kenaikan  gaji  berkala  dan/atau  kenaikan pangkat/golongan sesudah terbitnya SKTP pada semester I,  maka  dinas  pendidikan  sesuai  dengan  kewenangannya  tetap membayarkan  tunjangan  profesi  sesuai  SKTP  dan  selisih kenaikan  gaji  pokok  akibat  adanya  kenaikan  gaji  bersiklus dan/atau  kenaikan  pangkat/golongan  akan  diakomodir  pada SKTP semester II pada tahun berkenaan.    
b.  Apabila  terjadi  kekurangan  bayar akibat  kenaikan  gaji  bersiklus dan/atau  kenaikan  pangkat/golongan  setelah  terbitnya  SKTP pada  semester  II tahun  berkenaan,  maka  SKTP  Kurang  Bayar akan diterbitkan pada periode semester I tahun berikutnya.
c.  SKTP  Kurang  Bayar  sebagaimana  dimaksud  pada  abjad b sanggup dibayarkan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1)  memiliki  SKTP  reguler  semester  II  pada  tahun  sebelumnya; dan
 2)  memiliki  SKTP  Kurang  Bayar pada  tahun  berkenaan  yang diterbitkan  oleh Ditjen  GTK  untuk  membayar  kekurangan tunjangan  profesi  pada  angka  1)  yang  didasarkan  pada laporan  kurang  bayar  pada  aplikasi  Sistem  Informasi Manajemen  Pembayaran  Tunjangan  (SIM-Bar)  yang memperlihatkan kesesuaian penggunaan uang.

7.  Pembayaran Tunjangan Profesi Lebih Bayar 
a.   Apabila Guru PNSD mendapatkan kelebihan pembayaran pemberian profesi  pada  semester  I  tahun  berkenaan,  maka  nominal tunjangan  profesi  yang  diterima  oleh  Guru  PNSD yang bersangkutan dapat  disesuaikan  pada semester  II dalam  tahun berkenaan. 
b.   Apabila Guru PNSD mendapatkan kelebihan pembayaran pemberian profesi  pada  semester  II  tahun  berkenaan,  maka Guru  PNSD yang  bersangkutan  harus  mengembalikan  sesuai  dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

8.  Mutasi Guru 
a.  Apabila terjadi perubahan tempat kiprah atau status kepegawaian Guru  PNSD  antarsatuan  pendidikan  dan/atau  antarjenis pendidikan ke lingkungan dinas pendidikan provinsi/kabupaten/ kota yang  berbeda, Guru  PNSD yang  bersangkutan  melaporkan kepada  pengelola  tunjangan  profesi  dinas  pendidikan  asal  dan wajib  memperbaiki  Dapodik  di  tempat  tugas  yang  baru.  Dinas Pendidikan asal menyesuaikan  perubahan  data  pada  aplikasi SIM-Tun  sesuai  dengan  wilayah  tugas  yang  baru.  Ditjen  GTK menerbitkan SKTP sesuai dengan tempat tugasnya yang baru.
b.  Apabila terjadi  perubahan  tempat  kiprah setelah  terbitnya  SKTP, maka Guru  PNSD wajib menyerahkan  hasil cetak (print  out) info GTK yang  telah  diubah  satminkal  terbarunya  kepada  dinas pendidikan  terdahulu  semoga pembayaran  tunjangan  profesi  tetap dibayarkan oleh dinas pendidikan ditempat SKTP diterbitkan.
c.  Apabila  terjadi  mutasi  Guru  PNSD  dari satuan  pendidikan  di lingkungan  kementerian  lain  ke  satuan  pendidikan di  bawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maka operator sekolah menginput data Guru PNSD yang bersangkutan ke dalam aplikasi  Dapodik dan operator dinas  pendidikan menambahkan data kelulusan sertifikasi Guru PNSD tersebut ke dalam aplikasi SIM-Tun. Ditjen  GTK menerbitkan  SKTP  sesuai  dengan  tempat tugasnya yang baru.

9.  Pembayaran Tunjangan Profesi
a.  Pemerintah  daerah  provinsi/kabupaten/kota  sesuai  dengan kewenangannya membayar Tunjangan Profesi Guru PNSD.
b.  Setelah terbit SKTP, Pemda provinsi/kabupaten/kota wajib  membayarkan setiap  triwulan  Tunjangan  Profesi,  paling lama  7  (tujuh)  hari  kerja  setelah  diterimanya  dana  Tunjangan Profesi  di  rekening  kas  umum  daerah  (RKUD) provinsi/kabupaten/kota  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan perundang-undangan.
c.  Daftar  usulan  akseptor Tunjangan  Profesi  yang  merupakan lampiran  Surat  Perintah  Membayar  (SPM)  dibuat  dengan memakai data dari SIM-Bar yang disediakan oleh Direktorat Jenderal GTK.

10.  Penghentian Pembayaran Tunjangan Profesi
Pemerintah Daerah sesuai  dengan  kewenangannya melalui  dinas pendidikan  sesuai  dengan  kewenangannya  menghentikan pembayaran  Tunjangan  Profesi kepada Guru  PNSD  yang  sudah terbit SKTPnya apabila Guru PNSD akseptor Tunjangan Profesi:
a.   meninggal  dunia,  maka penghentian pembayarannya dilakukan pada bulan berikutnya;
b.    mencapai  batas  usia  pensiun,  maka  penghentian pembayarannya  dilakukan  pada  bulan  berikutnya,  dengan ketentuan sebagai berikut:
1)  bagi Guru  PNSD  yang  memiliki  jabatan  fungsional  guru, maka batas usia pensiunnya yakni 60 tahun; 
2)  batas usia  pensiun  bagi Guru  PNSD yang  memiliki  jabatan fungsional  pengawas  sekolah,  sesuai  dengan  ketentuan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  11  Tahun  2017  perihal Manajemen Pegawai Negeri Sipil.   
c.   mengundurkan  diri  atas  permintaan  sendiri,  maka  penghentian pembayarannya dilakukan pada bulan berkenaan;
d.    dinyatakan  bersalah  oleh  pengadilan  dan  telah  mempunyai kekuatan  hukum  tetap,  maka  penghentian  pembayarannya dilakukan pada bulan berkenaan;
e.   mendapat  tugas  belajar,  maka  penghentian  pembayarannya dilakukan pada bulan berkenaan;
f.   tidak  melaksanakan tugas/meninggalkan kiprah mengajar tanpa alasan  yang  bisa  dipertanggungjawabkan  paling  banyak  3  (tiga) hari  berturut-turut  atau  kumulatif  5  (lima)  hari  dalam  satu bulan, maka penghentian pembayarannya dilakukan pada bulan berkenaan; dan/atau
g.   tidak bertugas lagi sebagai Guru yang diberi kiprah sebagai kepala satuan  pendidikan, Guru  yang  mendapat  tugas  embel-embel atau Guru yang diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan, maka penghentian pembayarannya dilakukan pada bulan berkenaan. Kepala sekolah  wajib  melaporkan kepada dinas pendidikan  sesuai dengan  kewenangannya,  apabila  terjadi  hal-hal  sebagaimana dimaksud pada abjad a hingga dengan abjad g sebelum jatuh tempo pembayaran pemberian profesi. 

11.  Pemantauan Penyaluran Pembayaran Tunjangan Profesi Guru PNSD
Penyaluran  Tunjangan  Profesi  dapat  dipantau oleh  para  pemangku kepentingan pendidikan melalui aplikasi SIM-Bar yang sanggup diakses melalui laman (website) dan aplikasi telepon cerdas (smartphone).  Proses  atau prosedur Penyaluran Tunjangan Profesi Bagi Guru PNSD sesuai Juknis Penyaluran Tunjangan Profesi Guru (TPG) Tahun 2019 mengacu pada Permendikbud Nomor 33 Tahun 2018.
a)  Guru  PNSD melakukan  pemutakhiran  data  pada  dapodik  melalui operator sekolah.
b)  Apabila  data Guru  PNSD pada  Dapodik  belum  lengkap  dan  belum benar,  maka  data  dapodik  Guru  PNSD  bersangkutan  perlu diperbaiki.
c)  Sinkronisasi  data Guru  PNSD  pada  dapodik  dilakukan  apabila terdapat perubahan data dalam satu semester.
d)  Ditjen GTK melakukan  validasi  data  kelulusan  sertifikasi  dan  data lainnya  yang  diperlukan  sebagai  kriteria penerima  Tunjangan Profesi melalui SIM-Tun.
e)  Aplikasi  SIM-Tun  menggunakan  data  pada  dapodik  yang  telah divalidasi  untuk  memastikan Guru  PNSD  bersangkutan  telah memenuhi kriteria akseptor Tunjangan Profesi.
f)  Guru  PNSD dapat  mengetahui  hasil  validasi  kelulusan  sertifikasi dan kesesuaian data lainnya melalui Info GTK.
 g)  Apabila berdasarkan hasil validasi, masih terdapat data yang tidak lengkap atau tidak  memenuhi persyaratan, maka data Guru PNSD bersangkutan pada dapodik perlu diperbaiki.
h)  Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangannya melakukan:
(a) verifikasi  data  untuk  memastikan  data  pada  dapodik  sesuai dengan data faktual di sekolah; dan
(b) verifikasi  data  kehadiran Guru  PNSD  melalui  aplikasi  Hadir GTK.
i)  Apabila berdasarkan hasil verifikasi data Guru PNSD bersangkutan sebagaimana  dimaksud  pada  huruf  h sudah  sesuai,  maka  Dinas Pendidikan  sesuai  dengan  kewenangannya  mengusulkan Guru PNSD bersangkutan untuk diterbitkan SKTP ke Direktorat Jenderal GTK melalui aplikasi SIM-Tun.
j)  SKTP diterbitkan oleh Direktorat Jenderal GTK.
k)  Guru  PNSD  dapat  mengetahui  informasi  mengenai  SKTP  melalui Info GTK.
l)  Dinas pendidikan sesuai dengan kewenangannya sanggup mengunduh SKTP  melalui aplikasi SIM-Tun, dan daftar  kehadiran  GTK  melalui aplikasi Hadir GTK.
m)  Dinas  Pendidikan sesuai  dengan  kewenangannya  menyalurkan Tunjangan Profesi kepada Guru PNSD yang telah diterbitkan SKTP ke nomor rekening Guru PNSD bersangkutan.

Ketentuan Perpajakan Tunjangan Profesi Guru (TPG) dinyatakan bahwa Penerima tunjangan  profesi  dikenakan  pajak  sesuai  dengan  ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Link Download Permendikbud Nomor 33 Tahun 2018 perihal JUKNIS PENYALURAN TPG, TUNJANGAN KHUSUS, DAN TAMBAHAN PENGHASILAN PNSD di lingkungan Kemendikbud (DISINI)


Demikian infoemasi yang admin sanggup sampaikan perihal Petunjuk Teknis (Juknis) Penyaluran Tunjangan Profesi Guru (TPG) Tahun 2019. Semoga bermanfaat, terima kasih. 




= Baca Juga =



0 Response to "Juknis Pinjaman Profesi Guru (Tpg) Kemdikbud 2019"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

==[CloseKlik 2X]==
 photo lineviral_1.png